Telah berlalu pembahasan tentang beberapa faktor penghalang terkabulnya doa. Berikut kelanjutannya:
Ketiga: Tergesa-gesa
Maksudnya adalah seorang hamba gampang putus asa dalam berdoa. Dalam arti ia merasa sudah berkali-kali berdoa tapi belum juga dikabulkan, akhirnya ia berhenti berdoa. Inilah salah satu penghalang terbesar terkabulnya doa.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits sahih berikut ini:
[arabic-font]عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ، يَقُولُ: دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي”[/arabic-font]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Doa kalian akan dikabulkan selama tidak tergesa-gesa. Ia berkata, “Aku sudah berdoa namun belum dikabulkan”. HR. Bukhari dan Muslim.
Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah bercerita, “Aku belajar tentang kesabaran dari seorang anak kecil. Suatu ketika aku pergi ke masjid, aku mendengar ada seorang ibu di dalam rumahnya sedang memukul anaknya. Lalu anaknya berteriak, membuka pintu dan berlari. Maka ibu itu menutup pintu rumah. Al-Fudhail melanjutkan kisahnya, “Tatkala aku pulang dari masjid, aku menjumpai anak itu setelah menangis, tertidur kecapean di ambang pintu. Hal itu membuat iba ibunya dan melunakkan hati beliau. Maka sang ibu pun membukakan pintu untuknya”. Serta merta menangislah al-Fudhail hingga membasahi jenggotnya. Beliau berkata, “Subhanallah! Jikalau seorang hamba bersabar di hadapan pintu Allah ‘azza wa jalla; niscaya Dia akan membukakan pintu untuknya”.
Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu menasehatkan,
[arabic-font]”مَنْ يُكْثِرْ قَرْعَ الْبَابِ، بَابِ الْمَلِكِ، يُوشِك أَنْ يُفْتَحَ لَهُ، وَمَنْ يُكْثِرِ الدُّعَاءَ يُوشِك أَنْ يُسْتَجَابَ لَهُ”[/arabic-font]
“Barang siapa sering mengetuk pintu; pintu Allah, niscaya segera akan dibukakan untuknya. Barang siapa sering berdoa, niscaya akan segera dikabulkan”. Diriwayatkan dalam Jami’ Ma’mar bin Rasyid.
Keempat: Doanya bermuatan sesuatu yang terlarang
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,
[arabic-font]”لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ، مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ”[/arabic-font]
“Doa seorang hamba akan senantiasa dikabulkan; selama ia tidak meminta suatu dosa atau meminta pemutusan silaturrahim”. HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu.
Hadits ini mengajarkan agar tidak mengisi doa-doa kita dengan sesuatu yang buruk. Yang membahayakan diri sendiri atau membahayakan orang lain.
@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 16 Rabi’ul Awwal 1437 / 28 Desember 2015